Tuhan Itu Hanya Satu
01.20
By
man3makassar
0
komentar
Islam adalah agama samawi yang
terakhir diturunkan Allah swt kepada ummat manusia. Kedudukannya sebagai agama
terakhir, Islam hadir menyempurnakan ajaran agama-agama samawi yang telah
dibawah oleh rasul-rasul Allah sebelumnya. Kesempurnaan ajaran Islam terletak
pada aspek pelaksanaan syariatnya yang bersifat universal, komprehensif dan
integral. Shalihun fi kulli zaman wa makan (berlaku di setiap waktu dan
tempat) hingga akhir zaman. Adapun ushul (prinsip) utama ajaran Islam adalah
sama dengan seluruh agama samawi sebelumnya. Prinsip itu adalah keyakinan
(aqidah) tauhid. ia bersifat tsabat, qat’i, dan berkembang sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad saw.
Syariat
Islam bersandar kepada al-Quran dan al-Sunnah. Keduanya merupakan referensi
utama yang absholut. Al-Quran yang memuat firman Allah adalah satu-satunya
kitab yang menyatakan dirinya sebagai kitab yang sempurna dan tidak ada
keraguan di dalamnya. Kitab penuntun menuju kesalamatan dunia dan akhirat.
Sedangkan al-Sunnah merupakan sabda lisan dan perbuatan Nabi saw. Al-Sunnah
berposisi sebagai penafsir, penjelas, penta’kid, dan penguat al-Quran. Oleh
karena itu keduanya memiliki interelasi kuat dan permanen yang sama sekali
tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Termasuk ketika berbicara tentang Tuhan.
Tuhan
Dalam Al-Quran
Ketika
berbicara tentang Tuhan, Al-Quran menyebutkan dengan tiga kata inti; rabb,
ilah, dan Allah.
Kata rabb kata benda
tunggal (isim mufrad) yang mempunyai isim jama’ (plural); arbab.
Perhatikan Q.S>. Ali Imran : 80
وَلَا يَأْمُرَكُمْ
أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ
بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu
menjadikan Malaikat dan Para Nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) Dia menyuruhmu
berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?".
Demikian juga kata
ilah adalah kata benda tunggal dan jama’nya a>liha.
Perhatikan Q.S. Al-An’am : 74
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آَزَرَ أَتَتَّخِذُ
أَصْنَامًا آَلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya : Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim
berkata kepada bapaknya, Aazar[489], "Pantaskah kamu menjadikan
berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata."
Hal tersebut di atas menunjukkan
bahwa kata ilah dan rabb dalam al-Quran memiliki makna ganda yang bukan
hanya berarti Allah. Penggunaan kata rabb dan ilah dengan makna selain Allah
menunjukkan bahwa ada tuhan lain selain Allah.. Seperti mempertuhankan patung,
api, jin, batu dan lain-lain.
Al-Quran memberitakan hal
tersebut merupakan pengungkapan tabiat dasar manusia yang selalu mencari tuhan
dan menuhankan sesuatu. Manusia memiliki
garizah al-tadayyun (naluri kebertuhanan), sebabnya setiap manusia pasti
mengagungkan sesuatu yang Yaitu tuhan-tuhan yang sengaja dijadikan manusia
sebagai sembahannya kemudian ia agungkan dan ia puja dianggapnya memiliki
kekuatan penentu terhadap eksitensi hidup dirinya, lalu ia memuja dan
menyembahnya.
Jika al-Quran memberitakan bahwa
ada tuhan selain Allah, namun bukan berarti memberikan pengakuan, dan
legitimasi positif terhadap tuhan-tuhan tersebut. Sebaliknya manusia
diperingatkan dengan keras untuk tidak menyembah tuhan selain Tuhan Yang Maha
atas segala sesuatu. Karena jika ada tuhan lain yang memiliki kemahakuasaan dan
maha berkehendak, maka pastilah sistem kehidupan ini tidak akan berjalan normal
dan mengalami kehancuran. Sebab itu secara logika aksiomatik, Tuhan itu wajib
hanya satu. Sebagaimana dalam Q.S. al-Anbiya : 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا
فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
Artinya : Sekiranya ada di langit dan di bumi
tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha
suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Kata ilah secara secara
leksikografis dapat dirumuskan sebagai berikut ;
1. Ilah yang artinya merasa
tenang dan damai dengannya (alihtu ila fulan)
2. Pertolongan
3. Datang kepadanya karena
sangat rindu
4. Mencintai
5. Abada (menyembah)
6. terlindung dari pandangan.
Dari
enam makna ilah di atas apabila diformulasikan kepada kalimat la
ilaha illa Allah, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang diseruh memberi
ketenangan, tidak ada pemberi pertolongan, tidak ada yang dicintai, tidak ada
disembah (ma’bud) selain Allah. Sesungguhnya Allah dengan ilahNya berkorelasi dengan hakekat
ketenangan jiwa, hakekat pertolongan, cinta yang mulia, serta ibadah yang
dilaksanakan.
1. Pemberi ketenangan. Q.S. Al-Ra’d
: 28
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
2. Pemberi pertolongan. Q.S>.
al-Jin : 18
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
3.
Yang dicintai. Q.S. al-Baqarah : 165
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
4. Yang disembah. Q.S>. al-Zumar : 64
قُلْ أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَأْمُرُونِّي
أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ
berasal dari kata uluhiyah maknanya ibadah
dan penyembahan. Artinya Tuhan adalah ilah yang disembah. Kedua, dari kata alaha,
mengherankan dan menakjubkan. Artinya makhluk akan takjub terhadap ciptaan
Tuhan. Ketiga, dari kata aliha yang bermakna tenang. Artinya orang yang dekat
dengan Tuhan akan merasakan ketenangan.
Tidak
Ada Tuhan Selain Allah
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah) adalah
kalimat tauhid yang dibawa seluruh Nabi dan Rasul. Kalimat yang merupakan inti
dan kunci segala sesuatu. keseluruhan
ajaran Islam berawal dan berakhir dari kalimat ini. Kalimat yang menjadi rukun
Islam pertama, dan yang menandai keislaman seseorang. Kalimat pertama yang
harus diperdengarkan kepada bayi yang baru lahir, dan yang akan meninggal
dunia.
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah)
merupakan kalimat pembuktian kekokohan iman dan keyakinan akan Tuhan yang satu.
Hanya kepada-Nya hamba menyembah, hanya kepada-Nya hamba memohon pertolongan. Kalimat
la ilaha illa Allah, tidak sebatas ungkapan bibir, dan ucapan lisan,
tetapi keyakinan kokoh yang terbangun di atas tiga dimensi sinergitas antara
pembenaran hati, ucapan lisan dan perbuatan fisik.
La ilaha illah Allah (tiada Tuhan selain Allah),
adalah kalimat sempurna dan termulia. Tidak ada satu pun celah untuk menafikan
keesaan Allah, dan tidak ada satu peluang untuk meragukan keMaha Tunggalan-Nya.
Allah swt tidak pernah memberi toleransi kepada hamba-Nya, yang membesitkan
kata ragu dalam hatinya, apalagi membangun keraguan itu dalam kata dan
perbuatannya. Perhatikan Q.S. Al-Nisa : 48
إِنَّ اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Implementasi
Ketauhidan Dalam Kehidupan
1. Ketauhidan
Tuhan dalam Ibadah. Q.S. Thaha : 14
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
2. Ketauhidan Tuhan dalam isti’anah (memohon pertolongan). Q.S. Al-Fatihah :
4
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
3. Ketauhidan Tuhan dalam zikir dan do’a\.
Q.S. Ghafir : 60
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
Keadaan hina dina".
4.
Ketauhidan Tuhan dalam penyerahan diri (Qan’ah dan tawakkal). Q.S. Al-An’am :
163
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ * لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)".
Maka bersaksilah bahwa Tuhan itu
(wajib) hanya satu. Bersaksilah dengan melihat, menyadari, bersaksi dan
bersumpah bahwa Tuhan itu hanya satu, Tuhan hanya Allah swt Yang Maha Satu
0 komentar: